Selasa, 01 September 2009

S2 Pendidikan Akhirat; Ada Beasiswa

Oleh Cecep Hasanuddin el-Sumatrani


Saya adalah orang yang suka dengan tantangan dan petualangan. Pernah suatu kali saya terpegok oleh salah satu teman saya, namanya Armagedon. Terkejut yang saya rasakan. Ada juga perasaan malu muncul. Tapi itu semua saya tepis jauh-jauh. Dan sampai sekarang pun, saya masih tetap konsisten dengan hobi saya. Berpetualang.

Entah mengapa, perjalanan hidup saya terasa santai dan ibarat air mengalir. Mulai sejak dari SD sampai sekarang. Hidup saya seperti itu saja. Sulit digambarkan. Saking sulitnya, tak kuasa menceritakannya. Kok bisa begitu,ya? Wah..saya pun akhirnya mengaku, bahwa saya memang sedang menulis apa yang terlintas dalam benak saya malam ini. Tentunya sambil dibarengi lagu dari grup band asal Bandung;Changcuter;I love you bibeh.

Jika diceritakan kisah perjalanan hidup saya, mungkin tak cukup waktu untuk diceritakan. Butuh waktu yang konsen dan full 24 jam. Masyaallah memang. Bahkan astagfirullah. Bisa juga innalillah. Begitulah. Bisa jadi bagi yang mendengarnya akan merasa bosan dan muak. Tapi, bagi saya itu merupakan nilai plus yang semestinya diapresiasi oleh siapa saja yang menghormati sebuah karya.

Taka ada lagi kata untuk berubah selain kita mengucapkan teruslah berkarya. Karena hidup tanpa karya bagaikan seekor burung tanpa sayap. Tak bisa terbang. Kering. Atau kata yang pas buat kita yang tidak sama sekali berkarya adalah tak ada semangat dalam hidupnya.

Hidup memang sebuah tantangan yang harus dihadapi oleh kita yang masih menghirup udara kebebasan. Bagi yang sudah di alam kubur, baginya tak ada tantangan sebagaimana di dunia. Tantangan di alam kubur paling banter menjawab pertanyaan Malaikat. Bagi yang kurang tepat dalam menjawab, ia gagal menuju pintu kebahagiaan. Dan beruntunglah bagi mereka yang cekatan menjawab. Ia akan merasa gembira, dan Tuhan pun ikut mengapresiasi atas jerih payahnya selama ini. Akhirnya, Tuhan juga memberikan kesempatan beasiswa untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Tentunya setelah menyelesaikan pendidikan di dunia pana selama bertahun-tahun. Ada yang 70 tahun, 65 tahun, 50 tahun, 40 tahun, 30, 20, 19, dan bahkan ada yang 5 menit saja.

Jika lulus dan lolos pada sarjana dunia pana, maka berhak bagi Tuhan memberikan beasiswa untuk magister, atau dalam dunia akademiknya sering disebut S2. Ingat! Ini fasilitas Tuhan yang sangat gratis. Insyaallah tanpa tes TOEFL atau pun TOAFEL. Syaratnya tidak sesusah syarat-syarat mendaftar menjadi PNS. Ribet. Berbelit. Harus ini harus itu. Kalau beasiswa untuk pendidikan akherat, cukup menjawab beberapa pertanyaan dari Tuhan yang diamanatkan kepada malaikat Rakib-Atid. Beberapa pertanyaan itu akan diajukan kepada kita, nanti, di alam kubur.

Pertanyaannya sangat mudah. Tidak jauh dari kita dan Tuhan. Saya pun sangat yakin, beberapa pertanyaan dan jawabannya sudah bocor. Pertanyaan serta jawaban sudah ada dalam benak kita saat ini. Bahkan, saya berhusnudzon, seandainya saya ajukan satu pertanyaan saja kepada Anda sekarang ini, pasti, Anda dengan sangat lancar menjawabnya. Bisa jadi, jawaban Anda sangat berbobot dan kaya teori.

Juga perlu diketahui bersama, bahwa nanti, di alam kubur itu, tidak ada sama sekali pertanyaan eksak. Atau yang berhubungan dengan algoritma, akar pangkat, metalurgi, geologi, dan istilah-istilah yang membuat otak kita berkeringat. Tidak sama sekali. Jadi jangan merasa bingung tepat atau tidak jawaban kita nanti. Agar tepat sasaran jawaban kita, kita pun sesungguhnya sangat paham apa yang mesti kita persiapkan sejak saat ini sampai hari yang tidak ditentukan.

Dengan demikian, dengan waktu yang tidak ditentukan tersebut, maka ada banyak kesempatan untuk kita mempersiapkan segalanya. Bisa kursus di lembaga pendidikan ternama, mungkin, atau berusaha belajar secara otodidak. Karena tidak sedikit, para pendahulu kita, semisal ustad Aristoteles yang sampai saat ini, nama dan sumbangan ilmunya sangat dikenang. Dia bisa seperti itu karena belajar otodidak. Mendatangi kebeberapa guru yang ahli dibidangnya.

Bisa jadi, di dunia ini tak ada yang tidak mungkin. Kecuali memakan kepala sendiri. Orang yang belajar otodidak dengan sungguh-sungguh mendalami disiplin ilmu tertentu, mereka bahkan bisa mengalahkan orang yang belajar pada pendidikan formal. Baik itu dari segi intelektual, maupun segi yang lain. Bagaimanakah dengan kita? Akan lebih bijak jika jawaban itu disimpan sementara dalam memori kita. Karena bila dijawab sekarang, bisa jadi akan mengganggu apa yang sedang Anda baca sekarang.

Untuk S2 pendidikan akhirat, memang semua orang pasti sangat mengharapkannya. Apalagi, itu kan beasiswa.. Tuhan yang akan langsung mengurus seluruh administrasinya. Tuhan akan dengan tulus melayani semuanya. Belum lagi ditambah dengan plus-plusnya. Pokoknya sangat memuaskan. Kita akan diberikan, tentunya dengan gratis pula. Bebas mau berapa saja. Kita tinggal atur hati kita, mau satu, lima, atau terserah kita. Ya, kita akan dipersiapkan Bidadari-bidadari cantik. Cantiknya tak ada yang menandingi sebagaimana di dunia.

Selanjutnya, selamat mempersiapkan S2 untuk pendidikan akhirat.. Kesempatan itu terbuka untuk siapa saja. Dari golongan mana saja. Yang mengaku Muhammadiyah kah? NU kah? Persis kah? HTI kah? Jama’ah Tablig kah? NII kah? LDDI kah? Atau pun Ahmadiyah kah? Yang jelas, yang masih mengaku islam, yang masih salat dalam lima waktu sehari-semalam. Mereka pantas untuk mendapatkan beasiswa. Manusia tidak berhak menentukan siapa yang mendapatkan itu. Hanya Tuhan lah semua yang memutuskan. Sekali lagi, kita hanya berusaha ke arah itu.


0 komentar:

Posting Komentar

 

e-Buletin Pena IMM Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template