Sabtu, 23 Mei 2009

Sajak-Sajak Karya Fahmi Nur al-Mustaqim


Takaran Asmara Sang Pejuang Cinta

Setengah keyakinan tak dapat dibantahkan, bahwa dia adalah permaisuri britania yang aku idamkan!
satu per empat rasa ini galau untuk dipertimbangkan, kenapa aku harus jatuh cinta padanya!
ini memang anugrah, walau anugrah yang menyesakan jiwa!
menyesakan dala artian aku tidak bisa berbuat apa2 untuk mengejarnya!
aku terlampau jauh berada di pedalaman belantara kejatuhan, dan dia tinggal di awan diatas kota roma!

indah....indah.. walaupun kadang terluka, terluka jika aku membayangkan dan aku jatuh dalam bayangannya, dan kemudian tertimpa timah air mata karna dia tk dapat meliriku disaat mata ini memandang.

setengah hati jika ku biarkan diri ku ini terbuai, dan larut terus dalam buaian cinta yang entah berada dimana.
tiga perempat jiwa kadang ku pasrahkan dalam lubang hitam monitor kotor dlam ruang rinduku!
ruang rindu yang terus menyimpan rahasia alam mimpi ini!
ruang rindu yang tak pernah memberikan kabar baik untuku.
ruang rindu yang ada dalam hatinya hanya seberkas kertas kosong, yang terlipat segitiga!
dan ruang rindu dihatiku yang terbawa arus kemudian tenggelam didasar nyeri. maka pergilah semua rinduku, dan yang ada hanya hampa!


Kamuflase Cinta

Pertama memang terasa indah saat kita pertama memandang, dan saat suka tumbuh menjadi cinta!
pertama memang terasa yakin bahwa ini anugerah di saat kita tak bisa tidur karena teringan kepadanya.
pertama memang terasa manis saat kita tahu bahwa dia tidak memiliki atau tidak dimiliki.
pertama memang terasa renyah hati ini tatkala dia yang kita cintai tersenyum pada kita!

akhirnya benih siksa pun datang tatkala cinta kita bertepuk sebelah tangan
akhirnya pandangan indah dan manis pun sirna tatkala hubungan sudah terjalin dan putus ditengah jalan!
akhirnya ilalang putih berganti menjadi rumput kering, dmana kita tahun bhwa yang kita cintai tidak cinta pada kita, dan mencintai orang lain.
akhirnya kita pun sadar bahwa kita tak pantas untuk mencintai dia.
akhirnya kita mengerti bahwa takdir kita bukanlah dengannya.
dan akhirnya kita sendri mengakui bahwa cinta tak harus memiliki namun tetaplah sakit untuk dirasakan!


Menangis dan Tertawa di Bulan Mei

Ngantuk jika aku menjalani hari di bulan mei!, ngantuk karena melawan arus yang tak pernah mengalur pelan diantara jemari manisku!
lelah, yang aku rasakan di saat rambu-rambu kehidupan tak memapahku dalam hal kebhagiaan dan kasih syng!
tersenyum ya aku memang tersenyum dalam kesendirian dan kesalahanku dalam mengutarakan cinta!
cinta yang tak pernah terpendam dan selalu aku utarakan, kepada dia, kepada keluarga, kepada pedagang, kepada supir, dan kepada orang yang masih hidp atau sudah mati.!
jika diingat aku selalu tertawa, betapa tololnya diriku yang tak punya harga diri didepan seorng wanita!!!!!!!! HAHAHAHA, kemudian lingkaran tajam menjeratku hingga aku pingsan dan mati.



Tangisan Anak dalam Sangkar Bulan

Bulan terlihat durja dalam keheningan Verishotike,

untaian gairah mega dalam lingkaran pelangi hanya jadi stigma dan apriori.

namun ada tawa saat bintang dari bima sakti berjumpa dengan surya andromeda!

ternyata tawa dari seorang anak malam yang tak bisa memejamkan mata karna penuh air mata!

sang anak tertawa karna menderita, menderita tak punya orang tua, tak punya apa-apa!
langit Rushem berbisik pada bulan!, dan menyuruh sang bulan menghibur si anak malang!

bulan pun menuruti, dia mendekat pada sang anak dan membawanya pulang diantara liur mozaik jagad raya!!

labirin hati

aku inigin semua makhluk alam semesta ini tahu bahwa kau adalah mozaik berlian dalam labirin hatiku!
semakin dalam bila engkau masuk dalam labirin hatiku, maka semakin engkau tersesat dalam terangnya cinta.
alangkah malang jika kau terus berputar mencari jalan keluar, karna engkau bisa saja pingsan dalam keharuman dan keindahan mawar di sekelilingmu yang aku simpan untuk kupersembahkan untukmu.
seandainya kau bisa keluar dari labirin cintaku ini maka kau akan bernafas lega, karna kau bisa masuk lagi kedalamnya, dan membaca kembali seribu puisi dan sajak yang aku cipta untukmu.

2 komentar:

Pena IMM on 15 Juni 2009 pukul 20.02 mengatakan...

Puisinya.. bagus-bagus... bagus-bagus puisinya...
lebih sering ya, buat puisinya... mudah-mudahan nanti bisa jadi buku. amin!!!

Amra Iska on 26 Juni 2009 pukul 20.35 mengatakan...

sebisa mungkin, sembunyikan tokoh si aku lebih dalam. biar terkesan seperti embun di hulu sungai. nampak elok nan indah.

Posting Komentar

 

e-Buletin Pena IMM Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template